Menjadi Guru Kreatif Ala Master Shifu
Belajar,
Film,
Guru,
Inspirasi,
pendidikan,
Pendidikan Alternatif,
Pendidikan Holistik,
pendidikan lingkungan
“You don’t need to meditate for hours and hours to attain inner peace and enlightenment. You need only see, feel, act, from the heart. Let the heart guide you to your peaceful enlightenment” - Master Shifu.
Dalam film Kungfu Panda, ada sosok guru yang sangat
inspiratif menurut saya. Di awali dari sosok guru Master Oogway yang mampu
melihat lebih dalam kemampuan Po yang tidak dilihat oleh orang lain. Master
Oogway menepis semua keraguan dari luar tentang sosok calon Pendekar Naga.
Master Oogway tidak melihat tampilan luar Po yang gendut, bergerak tidak
taktis, bukan pendekar kungfu yang sudah menguasai ilmu sebelumnya, dan segala
keraguan atas diri Po.
Keraguan pemilihan Po sebagai calon Pendekar Naga ini muncul
juga dari dalam diri Master Shifu. Ia tak habis pikir ketika Master Oogway
menunjukan bahwa Po adalah calon Pendekar Naga. Berkali-kali ia meyakinkan jika
Po adalah pilihan yang salah tapi Master Oogway yakin dengan pilihannya. Master
Shifu yang sudah sangat percaya dengan kemampuan mumpuni dari Master Oogway
tidak bisa mengelak.
Di sinilah petualangan guru dan murid dimulai, Master Shifu
harus mengajarkan kungfu yang tepat kepada muridnya yang secara penampilan luar
tidak menunjukan sosok sebagai pendekar. Berkali-kali ia menggunakan cara yang
ia lakukan kepada murid-muridnya. Ia merasa satu-satunya cara mengajarkan ilmu
kungfu yang tepat adalah dengan metode yang ia sudah lakukan sebelumnya.
Sebanyak itu pula ia mengalami kegagalan. Po, berbeda! Po bukan Pendekar Kungfu
sebelumnya.
Po hanya seorang anak pungut dari pedagang mie, bakpau,
dimsum, cokelat cake, teh hijau, dan semua jenis makanan lainnya. Di kepalanya
hanya ada makanan, bukan ilmu kungfu. Setiap kali merasa lelah, makanan adalah
hal yang terbayang dalam dirinya. Ia hanya punya satu keyakinan dan tekad bahwa
ia adalah pendekar naga!
Nah bisa jadi, tekad dan keyakinan itulah yang membuat
Master Oogway yakin dan memilih dirinya untuk dididik menjadi seorang pendekar
naga. Walaupun butuh perjuangan yang ekstra bagi Master Shifu untuk mengajarkan
kungfu.
Melihat Sisi Yang Lain
Jika saja Master Shifu tidak melihat sisi yang lain dan
memaksakan metode pengajarannya kepada Po, maka yakin Po tidak menjadi Pendekar
Naga. Semuanya hanya akan berakhir pada keputusasaan antara keduanya, Po tidak
berhasil karena capai dan Master Shifu berakhir karena putus asa. Lelah dan
berakhir sudah cerita pendidikannya. Beruntungnya, sisi kreatif seorang guru
muncul. Master Shifu melihat potensi lain yang bisa dijadikan sebagai pengantar
bahan ajar ilmu kungfu lewat makanan.
Yah, makanan menjadi jalan masuk untuk Po belajar ilmu
kungfu. Hasilnya secara tanpa sadar Po menguasai beberapa ilmu kungfu. Po juga
semakin bisa menguasai dirinya dengan cara memikirkan makanan pada hal yang
harus ia kejar, misalnya. Po akhirnya menemukan potensi terbesar dalam dirinya
tanpa harus kehilangan hal yang ia sukainya.
Banyak sekali Po di sekitar kita, di dalam kelas-kelas di
sekolah sosok seperti Po bisa mewujud dalam bentuk yang beragam tetapi intinya
tetap sama. Mereka adalah calon pendekar naga yang harus dilatiha minimal
dasar-dasarnya. Selebihnya biarkan mereka berproses sehingga menyadari sendiri
siapa dirinya dan apa perannya di muka bumi ini.
Mendidik ragam anak seperti Po membutuhkan kejelian guru
untuk mendapatkan celah masuk pada dirinya. Kita tidak bisa memaksakan hanya
satu cara belajar untuk semua anak yang kita didik. Jika di kelas ada 20 orang
berarti harus ada dua puluh atau bahkan lebih cara mendekati anak untuk belajar
sesuai dengan caranya agar efektif. Guru yang kreatif harus mampu menemukan
cara-cara kreatif dalam mendidik. Menemukan cara dari anak didik sendiri atau
referensi dari guru yang lain untuk mengantarkan proses pembelajaran yang
menyenangkan di kelas.
Cari sisi lainnya untuk mengeluarkan potensi terbesar yang
ada dalam diri anak didik. Jangan sama ratakan setiap anak dalam belajar,
terlebih jangan buat kompetisi di kelas tetapi bangunlah kolaborasi satu sama
lain agar anak menikmati setiap proses belajarnya di kelas. Dengan
berkolaborasi satu sama lain maka setiap anak dituntut untuk bisa bekerja sama,
anak dituntut untuk bisa berempati dengan temannya, anak dituntut dari dalam
dirinya sendiri. Tuntutan yang datang bukan dari luar tetapi harus dari dalam
dirinya. Inilah kesadaran belajar yang akan membuat anak mandiri. Kesadaran
yang tumbuh dari dalam diri anak untuk belajar setiap hari.
Cari cara lain untuk lebih baik seperti pesan Master Shifu, “If you only do what you can do, you’ll never be better than what you are”
0 Response to "Menjadi Guru Kreatif Ala Master Shifu "
Posting Komentar