Mawar Untuk Aku
Awan berarak di langit yang biru. Angin mendesir lembut. Cahaya matahari menyelinap di antara dahan pohon dan dedaunan. Jalanan kampung lengang. Sesekali sepeda berlalu. Anak kecil berlari-lari riang gembira.
Di sisi lapangan bola volley, di sebuah bangku panjang, tiga orang sahabat bercengkrama dengan akrab. Seperti melepas kerinduan setelah lama tak bersua.
"Hahahahahahahahahaha... ke mana aja kawan, rasanya sangat kangen dengan candaan ini. Lama nian kita tak berjumpa. Banyak kali kau cerita. Hebat... Hebat, senang rasanya bisa jumpa sama kau" Joni tertawa dengan lepasnya. Joni berperawakan tinggi besar. Badannya kekar terlatih bermain volley, mencangkul ke sawah, dan mencari rumput di bukit buat domba-dombanya di kandang. Joni tertawa terbahak-bahak seperti baru saja mendengar lawakan radio.
"Hahahahahaha.. itulah kenapa aku sangat kangen ketemu kau, sekedar bercanda dan bicarain si Mawar yang semakin hari semakin cantik aja. Hahahahahaha" Dodo temannya ikut tertawa sambil tak lupa menyebutkan nama seorang perempuan. Dodo bertubuh gempal. Rambutnya keriting, hitam warna kulitnya. Terbakar matahari kala bekerja di proyek bangunan.
"Ahahahaha, jadi.. kau masih naksir sama si Mawar lha?" Langit ikut nimbrung mengejar candaan Dodo. Langit berperawakan sedang, proporsi tubuhnya terlihat sangat baik. Selain rajin berolahraga, ia juga rajin melaut. Membantu keluarganya menjala ikan di lautan lepas.
"Hahhh masih lupa kau, si Mawar itu pujaan hatiku, takkan kubiarkan lelaki lain merebutnya dariku" Kata Dodo.
"Ah kau, masih saja kayak dulu. Emang si Mawar suka sama kau?" Tanya Langit.
"Bah... mana mungkin si Mawar nolak aku, aku ini raja kecil desa! semua permintaan si Mawar bisa kupenuhi. Tak percaya kau?" kata Dodo.
"Dodo, kau ini ngacalah sana di pinggir sungai, lihat muka kau itu tak pantas buat si Mawar, pantasnya kau buat pengawal saja hahahahahahaha" Kata Joni sambil terbahak-bahak setengah mengejek Dodo.
"Dodo, kau rupanya tak sadar juga... keluarga si Mawar itu tak mungkin nerima kau" Kata Langit yang ikut terbahak.
"Eh kau kampret berdua, kau belum tahu berapa besar cintaku pada si Mawar?" Dodo bertanya.
"Hahahahaha...Emang berapa kau mau berikan cinta buat si Mawar?" Kata Langit sambil terus terbahak.
"Cintaku pada si Mawar besar banget, bahkan mati pun aku akan susul itu si Mawar, aku dan si Mawar itu bagai Romeo dan Juliet, hah!" Kata Dodo.
"Romeo Juliet!" Kata Joni keheranan. "Siapa itu?" Tanya Langit tidak kalah heran.
"Nah, makanya itulah... Kau kau ini jangan menyepelekan cintaku pada si Mawar. Seperti Romeo dan Juliet yang terus bersama sampai mati" Kata Dodo menjelaskan.
"Ohhhhhh" Joni dan Langit ternganga mendengar penjelasan Dodo.
"OOOOOO...Tutup mulut kau kau berdua, lalat masuk tuh" Kata Dodo.
"Gimana ceritanya si Romeo dan Juliet itu Do" Tanyaku pada Dodo.
"Alaaaaah, udah waktunya pulang tuh matahari udah tenggelam, tar kuceritakan kisah si Romeo. Tapi kau harus tahu yah, pokoknya si Mawar untuk aku" Kata Dodo.
Di sisi lapangan bola volley, di sebuah bangku panjang, tiga orang sahabat bercengkrama dengan akrab. Seperti melepas kerinduan setelah lama tak bersua.
"Hahahahahahahahahaha... ke mana aja kawan, rasanya sangat kangen dengan candaan ini. Lama nian kita tak berjumpa. Banyak kali kau cerita. Hebat... Hebat, senang rasanya bisa jumpa sama kau" Joni tertawa dengan lepasnya. Joni berperawakan tinggi besar. Badannya kekar terlatih bermain volley, mencangkul ke sawah, dan mencari rumput di bukit buat domba-dombanya di kandang. Joni tertawa terbahak-bahak seperti baru saja mendengar lawakan radio.
"Hahahahahaha.. itulah kenapa aku sangat kangen ketemu kau, sekedar bercanda dan bicarain si Mawar yang semakin hari semakin cantik aja. Hahahahahaha" Dodo temannya ikut tertawa sambil tak lupa menyebutkan nama seorang perempuan. Dodo bertubuh gempal. Rambutnya keriting, hitam warna kulitnya. Terbakar matahari kala bekerja di proyek bangunan.
"Ahahahaha, jadi.. kau masih naksir sama si Mawar lha?" Langit ikut nimbrung mengejar candaan Dodo. Langit berperawakan sedang, proporsi tubuhnya terlihat sangat baik. Selain rajin berolahraga, ia juga rajin melaut. Membantu keluarganya menjala ikan di lautan lepas.
"Hahhh masih lupa kau, si Mawar itu pujaan hatiku, takkan kubiarkan lelaki lain merebutnya dariku" Kata Dodo.
"Ah kau, masih saja kayak dulu. Emang si Mawar suka sama kau?" Tanya Langit.
"Bah... mana mungkin si Mawar nolak aku, aku ini raja kecil desa! semua permintaan si Mawar bisa kupenuhi. Tak percaya kau?" kata Dodo.
"Dodo, kau ini ngacalah sana di pinggir sungai, lihat muka kau itu tak pantas buat si Mawar, pantasnya kau buat pengawal saja hahahahahahaha" Kata Joni sambil terbahak-bahak setengah mengejek Dodo.
"Dodo, kau rupanya tak sadar juga... keluarga si Mawar itu tak mungkin nerima kau" Kata Langit yang ikut terbahak.
"Eh kau kampret berdua, kau belum tahu berapa besar cintaku pada si Mawar?" Dodo bertanya.
"Hahahahaha...Emang berapa kau mau berikan cinta buat si Mawar?" Kata Langit sambil terus terbahak.
"Cintaku pada si Mawar besar banget, bahkan mati pun aku akan susul itu si Mawar, aku dan si Mawar itu bagai Romeo dan Juliet, hah!" Kata Dodo.
"Romeo Juliet!" Kata Joni keheranan. "Siapa itu?" Tanya Langit tidak kalah heran.
"Nah, makanya itulah... Kau kau ini jangan menyepelekan cintaku pada si Mawar. Seperti Romeo dan Juliet yang terus bersama sampai mati" Kata Dodo menjelaskan.
"Ohhhhhh" Joni dan Langit ternganga mendengar penjelasan Dodo.
"OOOOOO...Tutup mulut kau kau berdua, lalat masuk tuh" Kata Dodo.
"Gimana ceritanya si Romeo dan Juliet itu Do" Tanyaku pada Dodo.
"Alaaaaah, udah waktunya pulang tuh matahari udah tenggelam, tar kuceritakan kisah si Romeo. Tapi kau harus tahu yah, pokoknya si Mawar untuk aku" Kata Dodo.
Langit Sore untuk Mawar |
0 Response to "Mawar Untuk Aku"
Posting Komentar