Gereja Bawah Tanah di Papua
" Kristen, Yahudi, Muslim, dukun, Zoroastrian, batu, tanah, gunung, sungai, masing-masing memiliki cara rahasia dengan misteri, unik dan tidak dinilai " Jalaluddin Rumi
Nun jauh di bawah tanah Papua berlaku sebuah gereja yang dibuat khusus untuk kegiatan ibadat penganut agama Kristen. Tepatnya di lokasi pengadaan bawah tanah PT Freeport Indonesia. Gereja yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang sangat penting kehadirannya. Terlalu mementingkan pekerjaan yang tidak baik, berakibat fatal buat keseimbangan spiritualitas seorang manusia.
Pekerjaan di bawah tanah, tidak ada cahaya matahari, sulit membedakan siang dan malam. Nyaris tidak bisa kita bedakan antara pagi, siang, dan sakit. Hanya untuk sehari-hari saja, jika sudah asyik bekerja kencan sulit membedakannya.
Penanda waktu adalah jam tanganlah yang berkuasa kita tentang siang dan malam. Dasar jam tangan analog yang bisa menunjukkan waktu siang dan malam. Antara AM dan PM hanya yang tertera di jam tangan kita.
Sulitnya memisahkan waktu ini juga membuat saya menggunakan lokasi di bawah tanah ini. Berasa masih beberapa jam dari saat berangkat, keluar dari lokasi yang telah terjadi sakit hari.
Gereja! Yah, ini adalah hal yang sangat menarik bagi orang-orang yang tidak menambang. Sisi-sisi yang manusiawi tentang kegiatan lain yang ada di dalam negeri tersebut. Gereja bawah tanah adalah salah satunya.
Selain gereja tentu saja masih banyak hal lain yang juga menarik. Misalnya kantin tempat berkumpulnya para penaat pada jeda waktu istirahat atau pergantian (shift) dari satu penambang ke penambang lainnya sesuai aturan waktu bekerja yang ditetapkan. Di kantin bawah tanah, para penambang berkumpul, saling berbicara satu sama lain untuk melakukan persiapan. Breifing sebelum pekerjaan dimulai.
Gereja, jika hari minggu giliran kebaktian akan menyediakan tempat khusus untuk kristiani untuk menunaikan kewajibannya. Dipimpin oleh pendeta yang digunakan khusus pada saat yang tepat, para penambang yang beragama kristen, seluruh rangkaian dengan khidmat penuh pengkhayatan.
Gereja menyediakan ruang spiritualitas bagi para penambang untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan. Menyeimbangkan tugas dengan mudah menjadi persyaratan ini sangat diperlukan karena diperlukan untuk para penambang. Berikan ruang dan waktu untuk selalu dalam lindungan Tuhan dalam bekerja yang telah dilakukan oleh banyak perusahaan dari berbagai negara di dunia. Jepang, misalnya sangat mengutamakan kegiatan spiritualitas sebagai hal yang penting yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk karyawannya agar karyawan dapat bekerja, berkarya, bekerja, dan beraktivitas di dalamnya.
Gereja di bawah tanah Papua yang saya sebut nama Gereja Oikumene Soteria yang memiliki arti yang meyakinkan. Gereja ini berada di 1600 m di bawah tanah, mampu menampung hingga 200 jemaat. Gereja yang dibangun berdampingan dengan mesjid ini sengaja dibuat sebagai simbol mahal. Dengan makna yang dicantumkan dalam nama gereja tersebut, semoga memberikan yang terbaik buat semuanya. Untuk sekarang, selamat natal dan tahun baru, salam damai selalu di manapun berada!
Nun jauh di bawah tanah Papua berlaku sebuah gereja yang dibuat khusus untuk kegiatan ibadat penganut agama Kristen. Tepatnya di lokasi pengadaan bawah tanah PT Freeport Indonesia. Gereja yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang sangat penting kehadirannya. Terlalu mementingkan pekerjaan yang tidak baik, berakibat fatal buat keseimbangan spiritualitas seorang manusia.
Pekerjaan di bawah tanah, tidak ada cahaya matahari, sulit membedakan siang dan malam. Nyaris tidak bisa kita bedakan antara pagi, siang, dan sakit. Hanya untuk sehari-hari saja, jika sudah asyik bekerja kencan sulit membedakannya.
Gereja Bawah Tanah di Papua (www.iden.web.id) |
Penanda waktu adalah jam tanganlah yang berkuasa kita tentang siang dan malam. Dasar jam tangan analog yang bisa menunjukkan waktu siang dan malam. Antara AM dan PM hanya yang tertera di jam tangan kita.
Sulitnya memisahkan waktu ini juga membuat saya menggunakan lokasi di bawah tanah ini. Berasa masih beberapa jam dari saat berangkat, keluar dari lokasi yang telah terjadi sakit hari.
Gereja! Yah, ini adalah hal yang sangat menarik bagi orang-orang yang tidak menambang. Sisi-sisi yang manusiawi tentang kegiatan lain yang ada di dalam negeri tersebut. Gereja bawah tanah adalah salah satunya.
Selain gereja tentu saja masih banyak hal lain yang juga menarik. Misalnya kantin tempat berkumpulnya para penaat pada jeda waktu istirahat atau pergantian (shift) dari satu penambang ke penambang lainnya sesuai aturan waktu bekerja yang ditetapkan. Di kantin bawah tanah, para penambang berkumpul, saling berbicara satu sama lain untuk melakukan persiapan. Breifing sebelum pekerjaan dimulai.
Gereja, jika hari minggu giliran kebaktian akan menyediakan tempat khusus untuk kristiani untuk menunaikan kewajibannya. Dipimpin oleh pendeta yang digunakan khusus pada saat yang tepat, para penambang yang beragama kristen, seluruh rangkaian dengan khidmat penuh pengkhayatan.
Suasana Khidmat di dalam gereja (www.iden.web.id) |
Gereja menyediakan ruang spiritualitas bagi para penambang untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan. Menyeimbangkan tugas dengan mudah menjadi persyaratan ini sangat diperlukan karena diperlukan untuk para penambang. Berikan ruang dan waktu untuk selalu dalam lindungan Tuhan dalam bekerja yang telah dilakukan oleh banyak perusahaan dari berbagai negara di dunia. Jepang, misalnya sangat mengutamakan kegiatan spiritualitas sebagai hal yang penting yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk karyawannya agar karyawan dapat bekerja, berkarya, bekerja, dan beraktivitas di dalamnya.
Gereja di bawah tanah Papua yang saya sebut nama Gereja Oikumene Soteria yang memiliki arti yang meyakinkan. Gereja ini berada di 1600 m di bawah tanah, mampu menampung hingga 200 jemaat. Gereja yang dibangun berdampingan dengan mesjid ini sengaja dibuat sebagai simbol mahal. Dengan makna yang dicantumkan dalam nama gereja tersebut, semoga memberikan yang terbaik buat semuanya. Untuk sekarang, selamat natal dan tahun baru, salam damai selalu di manapun berada!
Keseimbangan yang penting ya. Kerja dan ibadah. Nggak nyangka ada tempat ibadah di dalam perut bumi.
BalasHapus