Hujan dan Desember
Hi Desember! Deretan buku lama dan beberapa catatan-catatan perjalanan itu menarik rasa kepenasaranku. Sebuah kertas berisi petikan menarik tentang hidup terselip di antara lembaran buku usang. Ya! kudapatkan kertas itu dari seseorang di masa lalu. Tak perduli ia masih ingat atau sudah lupa. Ialah yang pernah menyelipkan sebuah kertas dalam buku yang diakuinya setelah sekian lama.
Kutipan ini sangat menarik buatku. Selain bermakna juga membuatku terpacu untuk kembali memilih hal-hal penting dalam hidup. Tak penting berapa jumlah pilihannya tetapi memutuskan memilih salah satu dari sekian banyak itu butuh keberanian.
Akhir tahun bawaanya begini, Desember selalu dingin, hujan deras seharian sampai malam, baca buku, merenung, menulis, dan tidur. Di saat membaca dan merenung inilah catatan seputar pilihan itu semakin menguat. Ia menyeruak ke permukaan, berlomba dengan pilihan-pilihan lain yang juga merasa paling penting untuk dipilih duluan. Ia kembali hadir!
...................................................................................................
Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai, bukan
tentang berapa banyak orang yang meneleponmu dan juga
bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu atau orang
yang belum kamu pacari, bukan tentang siapa (lelaki)
yang telah menciummu, olah raga apa yang kamu mainkan
atau pemuda mana yang menyukaimu, atau perempuan yang engkau sukai,
bukan tentang sepatumu atau rambutmu atau warna kulitmu atau tempat
tinggalmu atau sekolahmu.
Bahkan juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, uang,
baju atau perguruan tinggi yang menerimamu atau yang
tidak menerimamu.
Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak
teman atau apakah kau seorang diri, dan bukan tentang
apakah kau diterima atau tidak diterima oleh
lingkunganmu.
Hidup bukanlah tentang itu.
Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai
dan kau sakiti, tentang bagaimana perasaanmu tentang
dirimu sendiri, tentang kepercayaan, kebahagiaan dan
welas asih.
Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu,
mengatasi rasa tak peduli, dan membina kepercayaan.
Tentang apa yang kau katakan dan apa yang kau
maksudkan, tentang menghargai orang apa adanya, dan
bukan karena apa yang dimilikinya.
Dan terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk
menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain
dengan cara yang tidak bisa digantikan dengan cara
lain.
Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu.
............................................................................................................
Hujan memang kejam. Desember tak memberi ampun untuk menyelami memori kelam. Membawa segala kenangan pahit yang ternyata manis dirasakan sekarang. Ia kembali dari masa lalu dibawa sama rintik hujan tak henti-henti di bulan Desember.
Selamat merenung, hei engkau Desember!
Kutipan ini sangat menarik buatku. Selain bermakna juga membuatku terpacu untuk kembali memilih hal-hal penting dalam hidup. Tak penting berapa jumlah pilihannya tetapi memutuskan memilih salah satu dari sekian banyak itu butuh keberanian.
Hujan Desember dan Tentang Hidup Adalah Pilihan |
Akhir tahun bawaanya begini, Desember selalu dingin, hujan deras seharian sampai malam, baca buku, merenung, menulis, dan tidur. Di saat membaca dan merenung inilah catatan seputar pilihan itu semakin menguat. Ia menyeruak ke permukaan, berlomba dengan pilihan-pilihan lain yang juga merasa paling penting untuk dipilih duluan. Ia kembali hadir!
...................................................................................................
Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai, bukan
tentang berapa banyak orang yang meneleponmu dan juga
bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu atau orang
yang belum kamu pacari, bukan tentang siapa (lelaki)
yang telah menciummu, olah raga apa yang kamu mainkan
atau pemuda mana yang menyukaimu, atau perempuan yang engkau sukai,
bukan tentang sepatumu atau rambutmu atau warna kulitmu atau tempat
tinggalmu atau sekolahmu.
Bahkan juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, uang,
baju atau perguruan tinggi yang menerimamu atau yang
tidak menerimamu.
Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak
teman atau apakah kau seorang diri, dan bukan tentang
apakah kau diterima atau tidak diterima oleh
lingkunganmu.
Hidup bukanlah tentang itu.
Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai
dan kau sakiti, tentang bagaimana perasaanmu tentang
dirimu sendiri, tentang kepercayaan, kebahagiaan dan
welas asih.
Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu,
mengatasi rasa tak peduli, dan membina kepercayaan.
Tentang apa yang kau katakan dan apa yang kau
maksudkan, tentang menghargai orang apa adanya, dan
bukan karena apa yang dimilikinya.
Dan terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk
menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain
dengan cara yang tidak bisa digantikan dengan cara
lain.
Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu.
............................................................................................................
Hujan memang kejam. Desember tak memberi ampun untuk menyelami memori kelam. Membawa segala kenangan pahit yang ternyata manis dirasakan sekarang. Ia kembali dari masa lalu dibawa sama rintik hujan tak henti-henti di bulan Desember.
Selamat merenung, hei engkau Desember!
0 Response to "Hujan dan Desember"
Posting Komentar