Seberapa Sungguh-sungguh Kita Bercerita
Sampai pada saatnya nanti, hanya cerita yang tersisa. Tidak ada kekuatan apapun selain makna yang terkandung dalam setiap cerita tersebut. Makanya saya sangat mengapresiasi Ricky Elson saat kami mengunjungi Ciheras tempat dia mengembangkan energi anginnya. Ia berkata, "hidup adalah seberapa sungguh-sungguh kita bercerita". Sesimpel itu makna hidup buat dia. Cukup bercerita saja. Namun buat saya, dalam kesederhanaan justru terdapat banyak hal.
Tak mudah untuk bercerita dengan sungguh-sungguh. Sisanya hanya menyampaikan apa yang lewat di kepala tapi tidak terasa apa pun. Tidak terasa maknanya, tidak terasa ruhnya, ya gitu saja deh.
Kesungguhan itu penting, sepenting kita bercerita pada orang yang mau menyimaknya. Saya suka mendengarkan dan menyimak siapapun yang hadir di depan saya. Naluri saya untuk mengambil pelajaran dari orang yang berhadapan saat itu selalu tinggi. Bukan untuk mencari kesalahan, kekurangan, lebih dari itu saya ingin belajar memaknai kehidupannya untuk kehidupan saya.
Jika baik, maka ambil. Sebaliknya jika buruk, jadikan pelajaran. Saya senang dalam kadar yang pas pada siapapun yang suka bercerita. Apapun topiknya. Tidak ada usaha untuk melebihinya dan juga tidak berusaha menguranginya. Kecuali sama orang yang kurang ajar, saya akan tunjukan kebenarannya jika ia ternyata salah.
Seberapa sungguh-sungguh kita bercerita (iden.web.id) |
x
0 Response to "Seberapa Sungguh-sungguh Kita Bercerita"
Posting Komentar