Jawaban Atas Keraguan Tulisan Prof Agus Mematahkan Mitos NEM, IPK, dan Rangking
"Cogito Ergo Sum!"
Tidak serta merta muncul sebuah sikap meragukan atau skeptisisme di dunia kepenulisan. Buat saya, meragukan sesuatu adalah sebuah hal yang wajar. Saya meragukan anda demikian anda meragukan saya, ya biasa saja. Semua boleh meragukan terlebih jika kita hendak mendidik generasi yang kritis maka permulaan kritis harus dimulai dari pendidiknya. Sikap meragukan disaat ini dibutuhkan untuk menyaring informasi dengan baik. Di tengah banjirnya informasi, sikap ini minimal membuat kita tetap waras untuk tidak menelan bulat-bulat segala hal yang datang tanpa diundang ke ruang pribadi di manapun.
Sikap skeptis adalah sebuah pendirian di dalam epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menyangsikan kenyataan yang diketahui baik ciri-cirinya maupun eksistensinya. Para skeptikus sudah ada sejak zaman yunani kuno, tetapi di dalam filsafat modern, Rene Descartes adalah perintis sikap ini dalam metode ilmiah. Kesangsian Descartes dalam metode kesangsiannya adalah sebuah sikap skeptis, tetapi skeptisisme macam itu bersifat metodis, karena tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan kepastian yang tak tergoyangkan, yaitu: cogito atau subjectum sebagai instansi akhir pengetahuan manusia. Di dalam filsafat D. Hume kita menjumpai skeptisme radikal, karena ia tidak hanya menyangsikan hubungan-hubungan kausal, melainkan juga adanya substansi atau realitas akhir yang bersifat tetap.
Jawaban Keraguan
Penting untuk saya menuliskan kembali jawaban yang hadir dari meragukan tulisan Prof Agus. Keraguan-keraguan yang diawali dengan dasar mencari kebenaran pada akhirnya akan mempertemukan pada pokok masalah. Ini yang saya yakini bahwa setiap pertanyaan akan menemukan jawabannya sendiri pada waktu yang tepat.
Awal keraguan ini mulai dari ketidakjelasan penulisnya, di artikel awal saya lampirkan bagaimana tertulis Prof Agus tanpa nama lengkap. Dari sini pencarian nama Prof Agus tidak sampai pada nama yang jelas. Banyak sekali nama Prof Agus yang muncul tapi Prof Agus yang menulis perihal NEM dan IPK belum ketemu. Terjawab sudah bahwa nama lengkap Prof Agus yang dimaksud adalah Prof Agus Budiyono.
Sebagaimana pesan berantai lainnya yang mencurigakan, maka tulisan tersebut layak diragukan. Kenyataannya memang benar, seperti yang disampaikan oleh Prof Agus Budiyono pada kolom komentar, bahwa tulisan yang saya dapatkan telah mengalami banyak sekali penyuntingan sehingga menjadi kabur dari pesan utama artikel awal yang sudah dibuat oleh Prof Agus Budiyono.
Tulisan aslinya ditulis di Facebook atas nama Agus Budiyono sangat mendalam sebagaimana bayangan awal saya. Tulisan ini juga dimuat di websitenya yakni www.kopichoy.com (link akan saya tempel kemudian). Tidak ada keraguan untuk tulisan dengan kajian studi yang sangat lengkap. Tidak ada yang perlu dikritisi dari tulisan asli selain memohon izin untuk menyebarluaskan kepada khalayak agar menjadi referensi buat para pendidik dan orang tua.
Tulisan aslinya ditulis di Facebook atas nama Agus Budiyono sangat mendalam sebagaimana bayangan awal saya. Tulisan ini juga dimuat di websitenya yakni www.kopichoy.com (link akan saya tempel kemudian). Tidak ada keraguan untuk tulisan dengan kajian studi yang sangat lengkap. Tidak ada yang perlu dikritisi dari tulisan asli selain memohon izin untuk menyebarluaskan kepada khalayak agar menjadi referensi buat para pendidik dan orang tua.
Atas nama pribadi, saya berterimakasih banyak kepada semua pihak juga kepada Prof Agus Budiyono yang telah menunjukan jawaban atas keraguan saya. Hanya firman Tuhan yang tidak perlu diragukan.
0 Response to "Jawaban Atas Keraguan Tulisan Prof Agus Mematahkan Mitos NEM, IPK, dan Rangking"
Posting Komentar