Hidup Dengan Filosofi Air
"You know what love is?
It is all kindness, generosity"
(Rumi)
Saya selalu kagum pada orang-orang yang berbicara lebih dalam dari sekadar permukaan. Mereka yang menggali sampai ke dasar. Jika ada masalah, ia tidak langsung bereaksi. Lebih banyak terlihat seperti pasif dibandingkan yang lain. Lebih diam dari biasanya jika ada masalah.
Mereka mengajarkan saya tentang sebuah cara berpikir jika menemukan hal yang menarik dalam hidup ini. Tidak bisa digeneralisir memang tapi saya percaya tanpa sadar ia sudah mengajarkan saya pentingnya berfilsafat.
Saya belajar hidup dari dirinya. Belajar memecahkan masalah dengan tenang. Tidak mudah terpancing jika muncul ketidakenakan dari yang lain. Tidak mudah membiarkan pengaruh luar menguasai diri sendiri.
Saya bertanya hal-hal mendasar tentang bagaimana ia hidup, bagaimana melepaskan dari jerat harian yang bisa menumpulkan kesadaran. Bagaimana tetas sadar dalam kondisi apapun. Yah, segala pertanyaan yang muncul tiba-tiba.
Saya bertanya buku-buku yang ia baca, film yang ia tonton, teater yang ia tonton, dan hal-hal lainnya yang kadang remeh temeh tapi menarik untuk ditanyakan.
Suatu hari saya menemukan catatan dia yang tersimpan dalam buku. Ia mengutip sebuah filosofi air yang diambil dari Tao Te Ching. Kitab kuno dari China yang mengajarkan kebijaksanaan dalam hidup. Saya kutip sedikit perihal Tao Te Ching ini. Daode Jing (道德經,pinyin:Dàodé Jīng) merupakan sebuah ajaran Laozi yang berasal dari Taoisme. Atas permintaan Guan Yixi, Laozi meninggalkan dua karya yang berjudul De dan Dao (Judul pertama adalah "De" dan kedua adalah "Dao" ) sebelum meninggalkan Chuguo. Kedua-dua kitab digabungkan dan diperkenalan sebagai Daode Jing yang kepunyaan 5000 huruf Tionghua dalam 81 bab.
Agama Dao merupakan ajaran-ajaran Laozi-Zhuangzi yang berkembang menjadi agama yang dipeluk banyak orang. Agama Dao mengandungi misteri untuk menjadi dewa, ia lebih bersifat kemanusiaan, ia berpotensi memenuhi keperluan rohaniah manusia. Dalam agama Dao, Laozi didewakan sebagai Taishanglaojun; kitab-kitab Daode Jing dan Zhuangzi menjadi kitab suci untuk dipelajari.
Daojia adalah pusat pengkajian filsafat dalam Daode Jing dan Zhuangzi, ia tidak mengandungi misteri dan tidak mendewakan apa-apa. Daojia digolongkan kepada tiga generasi iaitu “Daojia sebelum Qin” ”Qin-han Daojia” dan ”Wei-jin Daojia”. Selepas Wei-jin, Daojia tidak lagi wujud secara bersendirian tetapi diresap dalam Agama Dao dan diperkenalkan sebagai Taoisme kini.
Nah, catatan yang terserak perihal Filosofi Air yang saya simpan di sini.
Filosofi Air
(tao te ching)
air bersifat mengalah
namun selalu tidak pernah kalah
air mematikan api dan membersihkan kotoran
kalau merasa sekiranya akan dikalahkan
air meloloskan diri dalam bentuk uap
dan kembali mengembun
air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu
bilamana bertemu batu arang, dia akan berbelok
untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali
air membuat jernih udara sehingga angin menjadi mati
air memberikan jalan pada hambatan
dengan segala kerendahan hati
karena dia sadar bahwa tak ada satu kekuatan apapun
yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan
air menang dengan mengalah, dia tak pernah menyerang
namun selalu menang pada akhir perjuangannya.
Saya harus bersyukur melewati tahap belajar bersama guru kehidupan yang demikian filosofis. Sembari berharap setiap kebijaksanaan hidup ini terus menjadi bagian tak terpisahkan dengan apapun. Jikapun saya hanya mengambil ilmu seujung kuku dari kebijaksanaan dirinya, saya tetap bersyukur. Saya sadar setiap waktu bahwa masih banyak kekurangan yang membuat saya harus belajar. Saya tak lebih baik dari siapun dalam mencerap setiap pengalaman. Yang ada adalah saya yang berusaha menjadi baik setiap hari. Baik dengan tidak menjelekkan yang lain, baik sebagaimana kebaikan yang menjadi semangat hidup setiap hari. Kebaikan yang harus terus ditumbuhkan dan dipupuk setiap hari. Terima kasih, Guru!
Kebaikan berawal dari anda.
It is all kindness, generosity"
(Rumi)
Saya selalu kagum pada orang-orang yang berbicara lebih dalam dari sekadar permukaan. Mereka yang menggali sampai ke dasar. Jika ada masalah, ia tidak langsung bereaksi. Lebih banyak terlihat seperti pasif dibandingkan yang lain. Lebih diam dari biasanya jika ada masalah.
Mereka mengajarkan saya tentang sebuah cara berpikir jika menemukan hal yang menarik dalam hidup ini. Tidak bisa digeneralisir memang tapi saya percaya tanpa sadar ia sudah mengajarkan saya pentingnya berfilsafat.
 |
| Filosofi Air (iden.web.id) |
Saya bertanya hal-hal mendasar tentang bagaimana ia hidup, bagaimana melepaskan dari jerat harian yang bisa menumpulkan kesadaran. Bagaimana tetas sadar dalam kondisi apapun. Yah, segala pertanyaan yang muncul tiba-tiba.
Saya bertanya buku-buku yang ia baca, film yang ia tonton, teater yang ia tonton, dan hal-hal lainnya yang kadang remeh temeh tapi menarik untuk ditanyakan.
Suatu hari saya menemukan catatan dia yang tersimpan dalam buku. Ia mengutip sebuah filosofi air yang diambil dari Tao Te Ching. Kitab kuno dari China yang mengajarkan kebijaksanaan dalam hidup. Saya kutip sedikit perihal Tao Te Ching ini. Daode Jing (道德經,pinyin:Dàodé Jīng) merupakan sebuah ajaran Laozi yang berasal dari Taoisme. Atas permintaan Guan Yixi, Laozi meninggalkan dua karya yang berjudul De dan Dao (Judul pertama adalah "De" dan kedua adalah "Dao" ) sebelum meninggalkan Chuguo. Kedua-dua kitab digabungkan dan diperkenalan sebagai Daode Jing yang kepunyaan 5000 huruf Tionghua dalam 81 bab.
Agama Dao merupakan ajaran-ajaran Laozi-Zhuangzi yang berkembang menjadi agama yang dipeluk banyak orang. Agama Dao mengandungi misteri untuk menjadi dewa, ia lebih bersifat kemanusiaan, ia berpotensi memenuhi keperluan rohaniah manusia. Dalam agama Dao, Laozi didewakan sebagai Taishanglaojun; kitab-kitab Daode Jing dan Zhuangzi menjadi kitab suci untuk dipelajari.
Daojia adalah pusat pengkajian filsafat dalam Daode Jing dan Zhuangzi, ia tidak mengandungi misteri dan tidak mendewakan apa-apa. Daojia digolongkan kepada tiga generasi iaitu “Daojia sebelum Qin” ”Qin-han Daojia” dan ”Wei-jin Daojia”. Selepas Wei-jin, Daojia tidak lagi wujud secara bersendirian tetapi diresap dalam Agama Dao dan diperkenalkan sebagai Taoisme kini.
Nah, catatan yang terserak perihal Filosofi Air yang saya simpan di sini.
Filosofi Air
(tao te ching)
air bersifat mengalah
namun selalu tidak pernah kalah
air mematikan api dan membersihkan kotoran
kalau merasa sekiranya akan dikalahkan
air meloloskan diri dalam bentuk uap
dan kembali mengembun
air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu
bilamana bertemu batu arang, dia akan berbelok
untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali
air membuat jernih udara sehingga angin menjadi mati
air memberikan jalan pada hambatan
dengan segala kerendahan hati
karena dia sadar bahwa tak ada satu kekuatan apapun
yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan
air menang dengan mengalah, dia tak pernah menyerang
namun selalu menang pada akhir perjuangannya.
Saya harus bersyukur melewati tahap belajar bersama guru kehidupan yang demikian filosofis. Sembari berharap setiap kebijaksanaan hidup ini terus menjadi bagian tak terpisahkan dengan apapun. Jikapun saya hanya mengambil ilmu seujung kuku dari kebijaksanaan dirinya, saya tetap bersyukur. Saya sadar setiap waktu bahwa masih banyak kekurangan yang membuat saya harus belajar. Saya tak lebih baik dari siapun dalam mencerap setiap pengalaman. Yang ada adalah saya yang berusaha menjadi baik setiap hari. Baik dengan tidak menjelekkan yang lain, baik sebagaimana kebaikan yang menjadi semangat hidup setiap hari. Kebaikan yang harus terus ditumbuhkan dan dipupuk setiap hari. Terima kasih, Guru!
Kebaikan berawal dari anda.
0 Response to "Hidup Dengan Filosofi Air"
Posting Komentar