Podcast dan Budaya Bertutur
"If you love to write, start a blog. If you love to talk, start a podcast. If you love to solve problems, start a business. If you love freedom, do what you love" Maxime Lagacé
Podcast buku bukanlah yang pertama. Banyak pegiat podcast yang menjadikan buku sebagai salah satu kontennya. Ide saya sebenarnya melebarkan saya dari blog, YouTube, dan media sosial lainnya. Blog sebagai mana yang terjadi adalah tempat menuangkan ide-ide lewat tulisan. YouTube adalah channel yang dibikin untuk menyebarkan ide lewat gambar, suara, dan gerak yang terlihat. Sementara podcast, murni hanya satu sisi untuk menikmatinya yaitu didengarkan.
Budaya bertutur sudah menjadi bagian penting dalam proses pendidikan. Ia dianggap sebagai cara paling kuno dalam sejarah peradaban perihal bagaimana seorang guru menghantarkan kebajikan hidup kepada murid-muridnya. Bertutur lewat dongeng, kisah inspiratif, dilakukan sejak lama. Inilah salah satu dasar saya mengambil platform podcast sebagai salah satu media alternatif pembelajaran.
Banyak yang menganggap bahwa podcast kill the Radio. Setelah YouTube membunuh televisi, blog membunuh media cetak. Tapi itu tidak terjadi. Kenyataannya radio tetap mengudara dan podcast tetap siaran.
Saya memilih jalur podcast karena proses mendengarkan bisa membangun imajinasi. Di platform ini saya membuat serial podcast tentang kisah inspiratif yang diambil dari berbagai sumber.
Ide ini selain menyebarkan semangat literasi juga mengantarkan dongeng sebelum tidur ala ala dongeng di sekolah waldorf. Silakan dinikmati sajian kisah inspiratif untuk menghangatkan hati kita.
Mari berbagi cerita hangat untuk semua di tengah kondisi dingin karena social distancing saat ini. Cerita hangat lewat apapun termasuk podcast. Salah satu episode yang pernah saya bikin adalah ini. Silakan klik tautan podcast IDEN untuk mendengarkan kisah sederhana penghangat hati.
Seperti mendongeng yang dilakukan sejak dahulu
BalasHapus