Srinivasa Ramanujan dan Proses Mendapatkan Gagasannya
An equation means nothing to me unless it expresses a thought of God. (Srinivasa Ramanujan)
Sosok Srinivasa Ramanujan untuk seorang yang bergiat di dunia teknik dan pendidikan pasti asing, namun tidak untuk mahasiswa matematika. Ia adalah seorang ahli matematika asal India yang terkenal dengan kontribusinya dalam pengembangan dari analisis matematika, teori bilangan, barisan tak hingga, dan pecahan berkelanjutan. Uniknya dia adalah seorang autodidak. Oleh seorang ahli matematika Inggris, G.H Hardy, Ramanujan dapat dikatakan sekelas dengan ahli-ahli matematika seperti Euler, Newton, Gauss, dan Archimedes.
Saya tahu ada sosok yang luar biasa ini dari sebuah diskusi filsafat, pendidikan, dan manusia. Ia hadir dengan keistimewaan yang lain. Ilmu yang ia dapatkan langsung dari spiritual word atau dunia spiritual yang ia sebut sebagai pesan-pesan yang turun dari dewa, Namagiri yang disimpan lewat lidahnya kala tidur atau berdoa. Dalam islam ada jenis ilmu ini yang disebut ilmu Hudhuri. Ilmu hudhuri ialah ilmu yang tidak memisahkan antara objek dan subjek. Manusia sebagai subyek sudah dilengkapi dengan alat-alat kecerdasan internal yang memungkinkan dirinya untuk mengakses sesuatu yang amat dalam di dalam dirinya sendiri. Aliran ini berkeyakinan segala sesuatu dapat diketahui melalui kemampuan pendalaman batin.
Mari kembali ke Srinivasa Ramanujan. Berbekal rasa penasaran pada sosok Srinivasa Ramanujan ini kemudian pencarian saya berlabuh pada sebuah film yang berjudul The Man Who Knew Infinity. Dari sana saya ikuti bagaimana perjalanan Srinivasi Ramanujan dalam mengarungi kehidupannya.
Salah satu yang menarik adalah percakapan antara Ramanujan dan G.H. Hardy (ini juga sosok menarik untuk dituliskan). Dalam satu adegan dialog itu berisi penjelasan tentang bagaimana Ramanujan mendapatkan pengetahuan rumus-rumus matematika yang membawanya ke Inggris.
Ramanujan: "Kau ingin tahu bagaimana aku mendapatkan gagasan, dewaku, Namagiri.
Ia bicara padaku, menaruh rumus-rumus dalam lidahku saat aku tidur, kadang saat berdoa"
Ramanujan: "Kau percaya padaku? Karena jika kau temanku, kau akan tahu jika aku berkata benar. Jika kau sungguh-sungguh"
Hardy: "Tapi aku tak percaya Tuhan. Aku tak percaya apapun yang tak bisa kubuktikan"
Ramanujan: "Maka kau tak bisa percaya padaku. Tidakkah kau lihat suatu persamaan tak berarti bagiku kecuali itu mengekspresikan pikiran Tuhan. Mungkin sebaiknya kita pertahankan diri kita apa adanya"
Hardy: "Saat masih sekolah, aku ingat pendetaku berkata "Kau tahu Tuhan ada karenaa Dia seperti layang-layang, kau bisa rasakan sentakan benangnya dan kau tahu Dia di atas sana" Kataku "Bagaimana jika tak ada angin dan layang-layang tak bisa terbang. Tidak.. aku tidak bisa memercayai Tuhan. Aku tak percaya kebijakan Timur zaman dulu, tapi aku percaya padamu"
Setelah itu saya tidak tahu apakah Hardy kemudian jadi percaya akan Tuhan atau tidak. Yang jelas, Ramanujan mampu menghadir sisi spiritual dalam kehidupan Hardy.
Tentang Ramanujan, inilah biografi singkat dia yang sangat inspiratif. Dia dilahirkan dan dibesarkan di Erode, Tamil Nadu. Ramanujan pertama kali mengenal matematika di usia 10 tahun. Semenjak kecil dia telah menunjukkan bakat alaminya yaitu dengan menguasai trigonometri tingkat mahir yang dikarang oleh S.L. Loney pada usia 12 tahun. Pada usia 17 tahun Ramanujan melakukan penelitian dalam bilangan Bernoulli dan konstanta Euler-Macheroni.
Ramanujan mendapat beasiswa pertama kali di Government College di Kumbakonam. Kemudian dia pindah ke universitas lain karena ketertarikannya yang lebih pada matematika. Antara tahun 1912-1913 dia mengirim contoh-contoh dari teorema-teorema yang dikembangkannya ke Universitas Cambridge. Hanya G.H. Hardy yang mampu mengenal hasil karya Ramanujan yang brilian. Kemudian dialah yang mengundang Ramanujan untuk bekerja di Cambridge. Pada tahun 1916, Ramanujan diberikan gelar BA karena penelitiannya (gelar ini di kemudian hari diganti menjadi PhD) oleh hasil tulisannya dalam bilangan-bilangan komposit dan dipublikasikan di Jurnal London Mathematical Society. Pada tahun 1917 dia diangkat menjadi anggota London Mathematical Society dan kemudian menjadi Fellow dari Royal Society pada tahun 1918 oleh karena tulisannya dalam fungsi eliptis dan teori bilangan.
Oleh karena masalah kesehatan yang dideritanya, dia kembali ke Kumbakonam India pada tahun 1919 dan akhirnya meninggal di usia 32 tahun di kampung halamannnya.
Beberapa kutipan menarik Srinivasa Ramanujan
While asleep, I had an unusual experience. There was a red screen formed by flowing blood, as it were. I was observing it. Suddenly a hand began to write on the screen. I became all attention. That hand wrote a number of elliptic integrals. They stuck to my mind. As soon as I woke up, I committed them to writing.
No, it is a very interesting number, it is the smallest number expressible as a sum of two cubes in two different ways.
To preserve my brains I want food and this is now my first consideration. Any sympathetic letter from you will be helpful to me here to get a scholarship.
Sosok Srinivasa Ramanujan untuk seorang yang bergiat di dunia teknik dan pendidikan pasti asing, namun tidak untuk mahasiswa matematika. Ia adalah seorang ahli matematika asal India yang terkenal dengan kontribusinya dalam pengembangan dari analisis matematika, teori bilangan, barisan tak hingga, dan pecahan berkelanjutan. Uniknya dia adalah seorang autodidak. Oleh seorang ahli matematika Inggris, G.H Hardy, Ramanujan dapat dikatakan sekelas dengan ahli-ahli matematika seperti Euler, Newton, Gauss, dan Archimedes.
Saya tahu ada sosok yang luar biasa ini dari sebuah diskusi filsafat, pendidikan, dan manusia. Ia hadir dengan keistimewaan yang lain. Ilmu yang ia dapatkan langsung dari spiritual word atau dunia spiritual yang ia sebut sebagai pesan-pesan yang turun dari dewa, Namagiri yang disimpan lewat lidahnya kala tidur atau berdoa. Dalam islam ada jenis ilmu ini yang disebut ilmu Hudhuri. Ilmu hudhuri ialah ilmu yang tidak memisahkan antara objek dan subjek. Manusia sebagai subyek sudah dilengkapi dengan alat-alat kecerdasan internal yang memungkinkan dirinya untuk mengakses sesuatu yang amat dalam di dalam dirinya sendiri. Aliran ini berkeyakinan segala sesuatu dapat diketahui melalui kemampuan pendalaman batin.
Mari kembali ke Srinivasa Ramanujan. Berbekal rasa penasaran pada sosok Srinivasa Ramanujan ini kemudian pencarian saya berlabuh pada sebuah film yang berjudul The Man Who Knew Infinity. Dari sana saya ikuti bagaimana perjalanan Srinivasi Ramanujan dalam mengarungi kehidupannya.
Salah satu yang menarik adalah percakapan antara Ramanujan dan G.H. Hardy (ini juga sosok menarik untuk dituliskan). Dalam satu adegan dialog itu berisi penjelasan tentang bagaimana Ramanujan mendapatkan pengetahuan rumus-rumus matematika yang membawanya ke Inggris.
Ramanujan: "Kau ingin tahu bagaimana aku mendapatkan gagasan, dewaku, Namagiri.
Ia bicara padaku, menaruh rumus-rumus dalam lidahku saat aku tidur, kadang saat berdoa"
Ramanujan: "Kau percaya padaku? Karena jika kau temanku, kau akan tahu jika aku berkata benar. Jika kau sungguh-sungguh"
Hardy: "Tapi aku tak percaya Tuhan. Aku tak percaya apapun yang tak bisa kubuktikan"
Ramanujan: "Maka kau tak bisa percaya padaku. Tidakkah kau lihat suatu persamaan tak berarti bagiku kecuali itu mengekspresikan pikiran Tuhan. Mungkin sebaiknya kita pertahankan diri kita apa adanya"
Hardy: "Saat masih sekolah, aku ingat pendetaku berkata "Kau tahu Tuhan ada karenaa Dia seperti layang-layang, kau bisa rasakan sentakan benangnya dan kau tahu Dia di atas sana" Kataku "Bagaimana jika tak ada angin dan layang-layang tak bisa terbang. Tidak.. aku tidak bisa memercayai Tuhan. Aku tak percaya kebijakan Timur zaman dulu, tapi aku percaya padamu"
Setelah itu saya tidak tahu apakah Hardy kemudian jadi percaya akan Tuhan atau tidak. Yang jelas, Ramanujan mampu menghadir sisi spiritual dalam kehidupan Hardy.
Srinivasa Ramanujan (22 Desember 1887 - 26 April 1920) |
Tentang Ramanujan, inilah biografi singkat dia yang sangat inspiratif. Dia dilahirkan dan dibesarkan di Erode, Tamil Nadu. Ramanujan pertama kali mengenal matematika di usia 10 tahun. Semenjak kecil dia telah menunjukkan bakat alaminya yaitu dengan menguasai trigonometri tingkat mahir yang dikarang oleh S.L. Loney pada usia 12 tahun. Pada usia 17 tahun Ramanujan melakukan penelitian dalam bilangan Bernoulli dan konstanta Euler-Macheroni.
Ramanujan mendapat beasiswa pertama kali di Government College di Kumbakonam. Kemudian dia pindah ke universitas lain karena ketertarikannya yang lebih pada matematika. Antara tahun 1912-1913 dia mengirim contoh-contoh dari teorema-teorema yang dikembangkannya ke Universitas Cambridge. Hanya G.H. Hardy yang mampu mengenal hasil karya Ramanujan yang brilian. Kemudian dialah yang mengundang Ramanujan untuk bekerja di Cambridge. Pada tahun 1916, Ramanujan diberikan gelar BA karena penelitiannya (gelar ini di kemudian hari diganti menjadi PhD) oleh hasil tulisannya dalam bilangan-bilangan komposit dan dipublikasikan di Jurnal London Mathematical Society. Pada tahun 1917 dia diangkat menjadi anggota London Mathematical Society dan kemudian menjadi Fellow dari Royal Society pada tahun 1918 oleh karena tulisannya dalam fungsi eliptis dan teori bilangan.
Oleh karena masalah kesehatan yang dideritanya, dia kembali ke Kumbakonam India pada tahun 1919 dan akhirnya meninggal di usia 32 tahun di kampung halamannnya.
Beberapa kutipan menarik Srinivasa Ramanujan
While asleep, I had an unusual experience. There was a red screen formed by flowing blood, as it were. I was observing it. Suddenly a hand began to write on the screen. I became all attention. That hand wrote a number of elliptic integrals. They stuck to my mind. As soon as I woke up, I committed them to writing.
No, it is a very interesting number, it is the smallest number expressible as a sum of two cubes in two different ways.
To preserve my brains I want food and this is now my first consideration. Any sympathetic letter from you will be helpful to me here to get a scholarship.
0 Response to "Srinivasa Ramanujan dan Proses Mendapatkan Gagasannya"
Posting Komentar