Apa Sih Merdeka Belajar Itu?
"Our highest endeavor must be to develop free human beings who are able of themselves to impart purpose and direction to their lives. The need for imagination, a sense of truth, and a feeling of responsibility—these three forces are the very nerve of education." (Rudolf Steiner)
Saat ini sedang gencar dikampanyekan tentang Merdeka Belajar. Kementerian Pendidikan Nasional lewat Menteri Nadiem Makarim menjadikan merdeka belajar seperti jargon yang harus disebarkan ke setiap pegiat pendidikan.
Merdeka belajar itu seperti apa sih? Bagaimana implementasi di lapangan? Apakah kemerdekaan belajar itu?
Dalam paradigma pendidikan holistik, Rudolf Steiner, pendidikan semestinya mengantarkan manusia untuk menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan menjadi jalan untuk memerdekakan manusia dalam melakukan fitrahnya di muka bumi ini. Seorang yang terdidik adalah dia yang mampu mengenali dirinya dengan baik dan bisa berkontribusi dalam kehidupan ini sebaik-baiknya.
Tahapan untuk mencapai kemerdekaan ini sangatlah tidak mudah. Manusia perlu melewati setiap tahapan kehidupan dengan tuntas. Di jenjang pendidikan kecil misalnya ia melewati tahap perkembangan 'willing-nya' dengan baik. Lalu di tahap kedua ia bisa membangun dan mengembangkan 'feeling-nya' serta di tahap ketiga pendidikan, manusia mampu menggunakan 'thinking-nya' lewat berpikir kreatif untuk menjadi bagian dari kehidupan ini. Kemudian secara perlahan ia memiliki kapasitas diri dalam memecahkan persoalan-persoalan kehidupan ini sebagai bekal di kehidupan yang akan datang.
Pendidikan untuk menjadi manusia merdeka ini juga menjadi catatan menarik dari tokoh Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara. Ia menuliskan beberapa poin menarik seputar pendidikan merdeka ini antara lain:
1. Mendidik anak adalah mendidik rakyat. Keadaan dalam hidup dan penghidupan kita pada zaman sekarang itulah buahnya pendidikan yang kita terima dari orang tua pada waktu kita masih kanak-kanak. Sebaliknya anak-anak yang pada waktu ini kita didik; kelak akan menjadi warganegara kita.
2. Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin itu terdapat dari pendidikan.
3. Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
4. Dalam pendidikan harus senantiasa diingat, bahwa kemerdekaan itu bersifat tiga macam: berdiri sendiri (zelfstandig), tidak tergantung kepada orang lain (onafhankelijk) dan dapat mengatur dirinya sendiri (vrijheid, zelfbeschikking) (Dikutip dari buku Ki Hadjar Dewantara, Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka)
Nah, sudah siapkah kita berkontribusi di kehidupan ini untuk memerdekan yang lain? Pendidikan menjadi salah satu alat untuk membangun manusia seutuhnya. Membangun manusia Indonesia yang merdeka. Memiliki kapasitas diri untuk melakukan apa yang dipikirkannya, dan menimbang segala hal tentang baik buruknya lewat kepekaan hati.
Mari kita kembali ke pertanyaan di paragraf kedua. Merdeka belajar itu seperti apa sih? Bagaimana implementasi di lapangan? Apakah kemerdekaan belajar itu? Saya serahkan semua kepada anda untuk menemukan sendiri sejatinya merdeka belajar itu seperti apa. Demikian juga dengan implementasi di lapangan. Apakah adanya Covid-19 ini membuat kita jadi merdeka belajar atau justru belajar jadi tidak merdeka. Atau misalnya apakah kehadiran teknologi membuat merdeka belajar jadi justru membuat kita menjadi tidak merdeka karena tergantung kepadanya?
Selamat Hari Pendidikan Nasional.
0 Response to "Apa Sih Merdeka Belajar Itu? "
Posting Komentar