Menyambut Bulan Ramadhan
"As long as your heart is beating, you have a purpose. God is intentional, so He does not keep anyone on Earth that doesn’t have to be here; if we are blessed with more life, it is because someone in the world needs us. If we are alive, it means that what we were sent to this Earth to create has not yet been accomplished." (A. Helwa)
Dalam perjalanan ritme harian, bulanan, tahunan, dan lainnya, selalu ada yang tetap namun ada juga berubah. Harian misalnya dilakukan dalam rincian waktu jam, menit, dan detik. Ritme harian sudah berlangsung tetap dan ditetapkan sesuai kebutuhan orang-orang yang berlaku mengisinya. Lalu ada ritme bulanan yang datang dalam periode Bulan tertentu. Demikian juga dengan tahunan dan seterusnya.
Dalam ritme bulanan berdasarkan kalender pergerakan bulan, umat islam mengenal ritme bulanan seperti bulan bepergian, bulan haji, serta satu bulan yang berbeda dari bulan lainnya. Bulan tersebut adalah bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan sebagai bulan yang dinanti oleh umat muslim selalu menyuguhkan banyak cerita menarik dalam mengarunginya. Bulan yang spesial, bulan yang tak biasa, bulan yang berbeda dengan bulan-bulan sebelum atau sesudahnya. Misalnya cerita sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Di beberapa tempat, menjelang Bulan Ramadhan dilakukan dengan rupa-rupa kegiatan seperti papajar, munggahan, ziarah ke makam serta kegiatan lain yang sudah dilakukan secara turun temurun.
Sebut saja papajar, tradisi yang turun temurun di daerah Cianjur ini dilakukan dengan cara berkumpul keluarga, teman, sanak saudara, atau teman kerja lalu makan bersama. Ada yang dilakukan di rumah tapi sebagian juga dilakukan di tempat rekreasi dan wisata.
Dari asal katanya, papajar itu seperti mengulang fajar. Mencari kegiatan sebelum menjelang fajar atau waktu matahari terbit. Hal yang hari ini bisa dilakukan bersama, setelah fajar besok sudah berhenti. Makan bersama misalnya, sudah tentu setelah fajar pertama bulan Ramadhan harus ditahan karena semua berpuasa.
Lalu ada juga munggahan, bentuk ini juga menjadi semacam tradisi menyambut Ramadhan. Kegiatannya berupa saling mengunjungi antar keluarga untuk meminta maaf. Tak lupa, saling berkirim makanan dalam rantang. Saling meminta maaf atas kesalahan yang disengaja maupun tak disengaja kepada saudara, tetangga, teman main, maupun orang lain.
Sebagian lagi tradisi menjelang masuk bulan Ramadhan adalah ziarah kubur. Yakni mendoakan orang-orang yang sudah meninggal agar diberi kebaikan serta menunaikan tugas orang yang masih hidup terhadap orang yang sudah meninggal yaitu mengirimkan doa.
Ada hal yang tak kalah menarik dari prosesi menyambut Ramadhan ini adalah munculnya simbol-simbol khusus menyambut bulan Ramadhan ini. Seperti bedug, ketupat, kubah masjid, dan ornamen lainnya. Lagu-lagu pengiring di pusat perbelanjaan juga biasanya akan menyesuaikan dengan tema Ramadhan ini.
Bulan Ramadhan adalah bulan berkah untuk sekalian alam semesta. Seluruh umat manusia menanti hadirnya.
Selamat datang bulan penuh berkah!
0 Response to "Menyambut Bulan Ramadhan"
Posting Komentar