Cerita Cireunghas Tempo Dulu
"There is only one thing that makes a dream impossible to achieve: the fear of failure." (Paulo Coelho)
Beberapa waktu yang lalu saya pernah mengunjungi sebuah tempat bernama Cireunghas secara tidak sengaja. Waktu itu saya bersama seorang teman yang mengajak jalan mengunjungi situs Gunung Padang. Aneh memang, tujuan ke Gunung Padang tapi malah nyasar ke Cireunghas. Tapi keanehan itu justru menjadi berkah buat kami.
Yah, berkah yang besar karena bisa mengunjungi berbagai tempat yang baru dan bersejarah. Cireunghas adalah daerah yang termasuk wilayah Sukabumi. Awalnya saya menyangka masih daerah Cianjur karena kedekatannya dengan kota Cianjur dibanding kota Sukabumi. Secara jarak memang, Cireunghas memang lebih dekat dengan Cianjur tetapi adanya jalur kereta api membuat jarak ke Kota Sukabumi menjadi sangat dekat.
Membayangkan memberhentikan Kereta Api di Cireunghas (dok. IDEN) |
Hal ini dituturkan oleh penduduk setempat yang mengatakan bahwa, jalur kereta api lewat Lampegan ini membuat warganya lebih sering beraktivitas ke Kota Sukabumi daripada ke Cianjur. Banyak orangtua yang memilih menyekolahkan anak-anaknya ke Sukabumi daripada ke Cianjur. Stasiun Cireunghas memang terkenal ramai pada masa jayanya. Baik oleh para pedagang maupun oleh para pelajar yang hilir mudik menuju atau dari Cireunghas ke Sukabumi dan sebaliknya.
"You have to take risks. We will only understand the miracle of life fully when we allow the unexpected to happen." (Paulo Coelho)
Dengan wilayah yang berbukit, Cireunghas merupakan wilayah yang sejuk. Banyak sawah di sekitarnya serta kebun, dan sungai yang mengalir dengan jernih. Bukit-bukit tersebut ternyata menyimpan potensi bencana. Saat melewati salah satu bukit di Cireunghas, penduduk sekitar pernah menunjukan adanya bukit emas. Katanya dulu banyak penggali yang datang dari luar tapi kemudian berhenti karena hasilnya tidak banyak.
Bukit-bukit yang ada di Cireunghas banyak ditanami oleh penduduk dengan berbagai jenis tanaman, misalnya jagung, ketela pohon, dll. Penduduknya sangat ramah menyambut orang yang datang ke sana. Dahulu, petani menjual hasil pertaniannya ke Sukabumi dengan menggunakan kereta api. Nah sedemikian besarnya peran kereta api terhadap laju ekonomi masyarakat setempat, begitu jalur ditutup, masyarakat sempat kebingungan. Ada yang tetap berjualan ke Sukabumi dengan kendaraan yang dimilikinya, ada juga yang memilih menggunakan jasa titip jual.
Saya membayangkan betapa riuh rendahnya suasana stasiun Cireunghas tempo dulu oleh banyak orang. Oh iya, satu hal yang menarik dari kereta api jalur ini adalah bisa distop atau diberhentikan kapanpun penumpang mau, asal jalan ke arah masinis, maka kereta api bisa berhenti tepat di wilayah rumah kita. Asyik bukan?
Waaaah aku baru tahu ada KA yg bisa minta berhenti gitu :D. Blm pernah denger ada yg boleh begini... Tapi itu berarti penumpangnya memang ga banyak yaaa, jadi ga akan mengganggu jdwal ka berikutnya :D.
BalasHapus