Surat Untuk Agustus
Ah sudah sampai di tanggal 22 Agustus lagi besok. Lupa belum kutulis surat untukmu. Lupa menulis surat bukan berarti melupakanmu. Kamu selalu hadir di hari-hariku yang padat.
Kadang diwaktu yang tidak diduga-duga sebelumnya. Kadang saat tersadar kadang saat tak sadar. Kadang begitu rutin hadir di malam hari. Kenapa masih saja hadir di atas kepalaku. Rasanya kamu seperti bintang-bintang yang menghiasi malam saja.
Berputar tak menghilang terus menemani. Bayangan masa lalu yang selalu indah untuk dikenang tak pernah bisa hilang begitu saja.
Iya, Agustus selalu demikian. Kurasa hadirmu bukan tanpa sebab.
Tak juga karena direncanakan. Ya mengalir sebagaimana adanya.
Kalau sudah mengalir begitu saja, mana mungkin aku menolaknya untuk pergi. Untuk menghilang.
Itu sama saja dengan menghilangkan segala hal yang sudah menjadi bagian dari diri ini.
Agustus akan selalu hadir bersama anginnya yang menderu, layaknya detak jantung ini kala mengingatmu.
Hadir bersama angin yang kencang, sekencang ingatanku padamu.
Senja Agustus selalu indah, seindah hidupmu dalam hidupku. Gak ada tapi tapian. Iya senja yang indah.
Karena kemarau pasti mengiringi hadirmu saat pertama kali kau hirup udara segar di kehidupan ini. Kemarau yang mencekam di satu sisi tapi indah di sisi yang lain.
Eh ada tapi, beberapa hari ini hadir hujan di sebuah sore Agustus. Ternyata ada tapi juga padahal sebenarnya aku menghindari tapi saat menulis surat ini. Hendak menyangkal ada pertentangan sementara pertentangan adalah sebuah keniscayaan di kehidupan ini.
Terima kasih Agustus, hadirmu selalu membawa makna dalam hidupku.
Surat Untuk Agustus |
sekali merdeka tetap merdeka
BalasHapusAku seneng Agustus Krn ada hari kemerdekaan :D. Seru dan meriah biasanya, sebelum pandemi pastinya. Tapi hal yg aku ga suka dr Agustus, Krn di bulan ini peralihan antara panas ke hujan, jadi kdg cuacanya suka ga nentu. Di tempatku aja kadang hujan kadang panas :(. Nyamuk jadi banyak, hrs hati2 DB.
BalasHapus